Tentang Beruang Kutub Kami
"Eh diem-diem... Pak Poo lagi jalan kesini, tidur-tidur" Pak Poo, beliau adalah orang tua laki-laki dari ibu kost kami. Nama aslinya Pak Syafi, seorang yg tanda tangannya selalu dibubuhi di surat ijin "tidak dapat menghadiri idul adha di sekolah" sebab tiap momen itu, kami sebagai anak kost selalu pulang kampung. Biasanya nama kami akan tercantum di dalam satu surat, membuat salah satu guru agamaku waktu itu sempat tertawa melihat surat kiriman Pak Poo. Badannya besar, rambutnya putih, giginya sudah banyak yg tanggal, maka ketika bergosip tentangnya kami sering menyamarkan beliau dengan sebutan "Beruang Kutub". Biasanya gosip kami tak jauh-jauh dari peraturan asrama Mandilaras yg tertempel di kamar-kamar kami, sebuah karya orisinil dari Pak Poo yg kerap kami perdebatkan. Dibanding kamar kami, kamar milik Pak Poo yg sering kami sebut dengan "Kutub Utara" lebih banyak memiliki aneka macam kue kering. jajanan di Mesir saja akan kal